THE GOOD NEWS DIGITAL LITERATION GBIS BK

VISI Blog GBIS BK selaras dengan Visi Gereja Bethel Injil Sepenuh Bukit Karmel yaitu : "Gereja yang beramanat Agung dan berkemenangan" dengan MISI : "mempersiapkan jemaat agar bertumbuh dalam iman dan kekudusan bagi Kerajaan Allah." Blog GBIS BK menjadi THE GOOD NEWS DIGITAL LITERATURE GBIS BK - Pusat Literasi Digital Kristen bagi jemaat yang mencintai firman Tuhan dengan membaca dan merenungkannya siang dan malam serta informasi terkait pelayanan & pekerjaan Tuhan di GBIS BK, sehingga menjadi jemaat yang takut akan Tuhan yang mendatangkan HIKMAT & PENGETAHUAN serta peduli untuk mengambil bagian dalam pelayanan & pekerjaan Tuhan di GBIS BK.
Tampilkan postingan dengan label anak. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label anak. Tampilkan semua postingan

08 Februari 2024

Pola Asuh Cenderung Lembek, Orangtua Milenial Bikin Anak Manja (Seri Kesehatan)

Pola Asuh Anak Tantrum
Shalom.

    Salam Sehat buat kita semua. 

    Pernah melihat ada anak sedang tantrum menangis, menjerit, berteriak, marah di tempat-tempat umum, sementara ibu dan bapaknya diam saja? Atau pernah menyaksikan anak yang melompat-lompat dari satu kursi ke kursi lain di kantor atau lainnya dan orangtanya juga diam saja?

    Ternyata fenomena itu terjadi di banyak tempat. Dan tidak sedikit orang berkomentar atas situasi tersebut, "Saya benci orangtua yang membiarkan anak-anaknya menjadi liar dan membuat pusing orang lain." "Sudah jelas ini sepenuhnya tanggungjawab orang tua."

    Pengasuhan yang cenderung membiarkan saja itu dianggap sebagai CARA LUNAK dan lebih cocok untuk anak jaman sekarang. Hanya, cara pengasuhan sepeti itu malah semakin mengkhawatirkan. Banyak orang yang salah mengartikan pengasuhan yang lunak atau gentle parenting.

    Ada beberapa laporan survei yang dalam kesimpulannya menilai anak-anak sekarang berperilaku lebih buruk dibandingkan dengan generasi sebelumnya. Dinilai bahwa orangtua kini terlalu permisif, hal ini diduga karena pola asuh di keluarga yang membesarkan mereka dulu.

    "Pola pengasuhan yang menggunakan rasa takut untuk mengendalikan anak-anak telah menimbulkan masalah ketika dia beranjak dewasa. Pola asuh otoriter tidak memberikan kesan baik bagi anak-anak. Pola itu tidak akan membentuk anak-anak menjadi orang dewasa yang kuat, percaya diri, dan tangguh.

    Sebaliknya, rasa takut yang menyatu dengan kasih sayang justru membuat anak-anak belajar untuk tidak mempercayai diri sendiri. Anak-anak juga tidak merasa terhubung dengan orangtuanya. Sebab anak-anak tidak merasa diperhatikan atau merasa nyaman. 

    Ketika anak TANTRUM, itu karena anak belum bisa mengatur perasaannya. Anak-anak dilahirkan dengan semua perasaan dan belum punya keterampilan untuk mengelolanya. Karena tidak tahu cara mengelolanya, perasaan itu meledak keluar saja dalam bentuk perilaku seperti itu (red. menjerit, menangis, berteriak, marah di tempat umum/ di mana saja).

    TANTRUM yang dianggap sebagai "perilaku buruk" itu sesungguhnya tanda perasaan yang tidak teratur. Ketika itu ditambahkan dengan rasa takut dari orangtua seperti kalimat, "Pergi ke kamarmu!" atau "Kamu dihukum!" atau dengan memakai pukulan, maka dalam jangka pendek rasa takut bisa menjadi sangat kuat. Ketika itu anak akan mencoba menghilangkan perasaan itu dan dalam jangka panjang akan menimbulkan banyak masalah.

    Ada empat GAYA PENGASUHAN yang umum :

Pola Pertama, pola asuh otoriter di mana batasan-batasan yang ditetapkan tidak dijelaskan. Praktik ini lazim dialami generasi sebelumnya.

Pola Kedua, adalah kebalikan pola pertama, yakni permisif dan juga tetap tanpa batasan serta aturan.

Pola Ketiga, ada pola pengasuhan yang lalai. Pola ini dicirikan orangtua lepas tangan sepenuhnya.

Pola Keempat, pola asuh otoritatif campuran lembut atau lunak. Ini pola asuh yang hangat dan tegas, tetapi adil. Pada pola asuh ini orangtua harus memiliki kemampuan menetapkan batasan tapi fleksibel.

    Anak-anak tetap membutuhkan batasan. Akan tetapi, sebaiknya penetapan batasan dan kata-kata larangan dari orangtua itu disertai dengan alasannya. 

    Adalah tugas orangtua membantu anak mengelola perasaan dan kondisinya. Orangtua bisa membantu anak-anak menerima perasaan dan belajar mengelolanya. Akan lebih berguna jika orangtua mendampingi sembari tetap memberi anak ruang membangun keterampilan mengelola perasaannya, termasuk rasa frustasi.


Berikut beberapa ayat Firman Tuhan terkait pengasuhan anak-anak ini :

Yesus berkata, “Biarlah anak-anak kecil itu datang kepada-Ku, dan jangan halangi mereka, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga” (Matius 19:14). Pada suatu kesempatan, Yesus “mengambil seorang anak kecil dan menyuruhnya berdiri di antara mereka. Sambil menggendongnya, Yesus berkata kepada mereka, “Barangsiapa menyambut salah satu dari anak kecil ini dalam nama-Ku, ia menyambut Aku” (Markus 9:36-37).

    Menjadi kewajiban kita sebagai orang tua untuk bertanggungjawab mengasuh anak-anak kita dengan pola asuh yang baik dan benar, serta mendidiknya secara moral dan rohani, serta memperkenalkan sejak dini pada Tuhan Yesus melalui firmanNya, pendidikan di sekolah minggu, bernyanyi dan bermain serta belajar menekuni firman Tuhan dan berdoa.

Tidak heran Yesus memberikan peringatan ini: “Jika ada orang yang menyesatkan salah satu dari anak-anak kecil yang percaya kepada-Ku ini, lebih baik baginya jika sebuah batu kilangan besar diikatkan pada lehernya dan ditenggelamkan ke dalam laut. ” (Matius 18:6).

    Jangan sampai anak-anak kita tumbuh dewasa menjadi liar dan tidak mengenal Tuhan Yesus dan firmanNya, karena Tuhan sudah memperingatkan kita untuk menjadi orangtua yang bertanggungjawab.


Written by Dr. Suryadi Ramli

Disadur dari Kompas, Selasa 6 Februari 2024 dan berbagai sumber.


@BILA ANDA MEMPUNYAI PENGALAMAN BERHARGA PERIHAL MENGASUH ANAK, ATAU BILA ANDA MERASA DIBERKATI MELALUI ARTIKEL POSTINGAN / FIRMAN TUHAN INI, SILAKAN DIKOMEN DI KOLOM KOMENTAR DI BAWAH INI.

27 Januari 2024

Mari Kita Cegah Stunting / Tengkes (Seri Kesehatan)

Salam Sehat.

Topik yang diulas penulis kali ini adalah Stunting atau Tengkes. 

Nah apa itu Stunting atau disebut juga Tengkes

Stunting jika dikutip dari Peraturan Presiden Republik Indonesia  Nomor 72 Tahun 2021 adalah gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang, yang ditandai dengan panjang atau tinggi badannya di bawah standar yang ditetapkan oleh menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang kesehatan. Sedangkan pengertian stunting menurut Kementerian Kesehatan (Kemenkes) adalah anak balita dengan nilai z-scorenya kurang dari -2.00 SD/standar deviasi (stunted) dan kurang dari -3.00 SD (severely stunted). Jadi dapat disimpulkan bahwa stunting merupakan gangguan pertumbuhan yang dialami oleh balita yang mengakibatkan keterlambatan pertumbuhan anak yang tidak sesuai dengan standarnya sehingga mengakibatkan dampak baik jangka pendek maupun jangka panjang.

    Jadi dengan kata lain stunting/ tengkes bisa kita sebut kondisi gagal tumbuh pada anak. Bukan hanya tugas pemerintah maupun puskesmas dalam menangani kasus stunting/ tengkes, melainkan diperlukan perhatian semua pihak termasuk masyarakat sendiri untuk lebih aware atau perhatian terhadap potensi stunting/ tengkes terhadap anak.

    Dengan cara tutup semua celah stunting/ tengkes, ada LIMA PINTU menuju stunting/ tengkes.

1. Pertama, saat ibu hamil mengalami anemia, kurang energi kronis dan lingkar lengan atas kecil beresiko membuat anak terlahir berat badannya rendah. Ini bisa dicegah bila rutin memeriksakan kehamilannya ke tenaga kesehatan seperti bidan atau puskesmas, dan pihak keluarga memberikan perhatian untuk asupan gizi - makan makanan bergizi, susu ibu hamil yang cukup ibu hamil di rumah,

2. Kedua, saat kelahiran inisiasi menyusu dini biasanya tidak dilakukan karena ibu tidak paham perlekatan dengan bayi yang baru dilahirkannya.

3. Ketiga, ASI eksklusif gagal yang membuat anak sering sakit, gonta ganti susu formula, alergi susu formula dan intoleransi laktosa.

4. Keempat, pemberian makanan pendamping ASI tidak dilakukan dengan benar baik dari sisi kuantitas maupun kualitas.

5. Kelima, anak sering sakit seperti sering tertular oleh batuk pilek, diare, TBC dan imunisasi yang amburadul.

    Kelima hal ini perlu diperhatikan untuk pencegahan dapat dilakukan oleh siapapun. Dan paling penting dari semuanya adalah menyusui, untuk dilakukan seorang ibu. Menyusui merupakan proses alamiah seorang anak memperoleh nutrisi pertama kalinya setelah melahirkan.

    Dan juga ada 4 T - 4 hal yang perlu dihindari untuk mencegah gagal tumbuh pada anak (stunting/ tengkes)  :

a. Menghindari hamil TERLALU muda

b. Menghindari hamil TERLALU tua

c. Menghindari TERLALU banyak anak

d. Menghindari TERLALU dekat jarak melahirkan dan hamil kembali.

   Ke-4 T ini mengakibatkan kurangnya asupan gizi yang diterima si anak sehingga mengalami gagal tumbuh yang dalam jangka pendek dapat menyebabkan terganggunya perkembangan otak, metabolisme dan pertumbuhn fisik pada anak. Hamil terlalu tua juga beresiko terhadap kematian ibu dan anak saat melahirkan, hamil terlalu dekat membuat asupan gizi bakal terbagi dengan bayi dan janin yang sedang dikandungnya.

    Ayo kita share - bagikan informasi ini kepada semua teman, kerabat atau grup medsos, semakin banyak orang tahu dan paham - stunting/ tengkes bisa dicegah!!!

 

Written by : Dr. Suryadi Ramli

Sumber : dari berbagai sumber



@BILA ANDA MERASA DIBERKATI MELALUI POSTINGAN / FIRMAN TUHAN INI, SILAKAN DIKOMEN DI KOLOM KOMENTAR DI BAWAH INI.

Admin menerima artikel kesaksian/ renungan firman Tuhan/ rangkuman khotbah/ dokumentasi foto event komisi/PDW/video komisi, e-mail ke : gbisbk.kebayoranlama@gmail.com

Persekutuan Doa Wilayah Kebayoran Lama & sekitarnya

Persekutuan Doa Wilayah Kebayoran Lama & sekitarnya
PIC : Ibu Ellya Hutapea (0822 1323 7566) - Jl. Kangkung No. 52 / 87 RT 012 RW 011 Kebayoran Lama - Jakarta Selatan

Persekutuan Doa Wilayah Bumi Serpong Damai dan sekitarnya

Persekutuan Doa Wilayah Bumi Serpong Damai dan sekitarnya
PIC : Pdm. Steven Hizkia (0811 885 210) - RUKO GOLDEN ROAD Blok C30 No.23A (Belakang Pintu Barat ITC BSD) - Setiap hari Minggu pk. 11.00 WIB (Ketuk/ Sentuh gambar untuk akses ke Album PDW BSD)

Persekutuan Doa Wilayah Pondok Aren, Ciledug dan sekitarnya

Persekutuan Doa Wilayah Pondok Aren, Ciledug dan sekitarnya
Ketuk/Sentuh gambar ini, akan masuk ke Album Dokumentasi PDW Pondok Aren, Ciledug & Sekitarnya

Persekutuan Doa Wilayah Tanah Kusir & sekitarnya

Persekutuan Doa Wilayah Tanah Kusir & sekitarnya
Ketuk/ Sentuh gambar untuk akses ke Album PDW Tanah Kusir