Late Post - Ibadah Raya GBIS BK, Minggu - 24 Juli 2022
Hari ini kita mau sama sama merenungkan firman Tuhan yang terambil dari
Kisah Para Rasul 8 : 26 - 40, tentang sida sida dari Ethiopia. Sida sida ini
sering datang untuk beribadah, lalu kembali ke negerinya. Dia sering membaca
kitab suci, namun dia menyatakan kepada Filipus bahwa tidak ada yang membimbing
dia.
Maukah kita dibimbing?
Kita senang mau jalan sendiri semaunya kita. Memilih jalan kita sendiri.
Mengapa kita harus mau dibimbing? Karena kita tidak pernah tau apa yang
terjadi pada jalan di depan. Dalam Amsal dikatakan, "ada jalan yang
disangka lurus namun menuju maut!!" Kita perlu dibimbing, kita perlu
dididik, kita perlu dipegang tangan kita oleh Tuhan.
Keluaran 33 : 15,
perihal Musa minta penyertaan Tuhan untuk membawa bangsa Israel keluar dari
Mesir. Musa meminta pada Tuhan untuk langsung memimpin bangsa Israel keluar,
bila Tuhan tidak memimpin maka jangan minta Musa untuk memimpin bangsa Israel
keluar, karena tidak tau apa yang terjadi di depan.
Dibimbing adalah cara
Tuhan untuk membuat kita menjadi makin hari menjadi dewasa!!
Kita harus dewasa, jangan
mau lagi jadi anak-anak kecil.
Dari kecil kita selalu
dibimbing oleh orang tua, bahkan memasuki masa pernikahan kitapun dibimbing
dalam pernikahan, untuk memimpin kita kepada jalan yang benar. Mari kita mau
diberi untuk mau dibimbing.
Seperti Musa membimbing
Yosua untuk menjadi pemimpin selanjutnya untuk membawa bangsa Israel memasuki
bangsa Israel.
Pembimbing memberi
pengertian, arahan, nasehat, membantu dalam kita berjalan, belajar banyak hal.
Seperti juga dengan anak kuliah yang hendak membuat skripsi, diperlukan
pembimbing agar skripsi nya lebih terarah dan tidak melenceng.
Galatia 5 : 25, "Jikalau
kita hidup oleh Roh, baiklah hidup kita juga dipimpin oleh Roh,"
Kita dibimbing oleh
Roh Tuhan. Tuhan Yesus mengajarkan murid- muridNya melalui perumpamaan-perumpamaan,
lalu dilatih dengan mengutus murid-muridNya untuk pergi keluar, berdua-dua dan
memberi mereka kuasa.
Setelah kita dibimbing
dalam pengajaran, firman Tuhan, jangan disimpan apa yang telah kita dapatkan,
harus dibawa keluar untuk melakukan apa yang menjadi kehendak Tuhan.
Demikian pula dengan
sida sida dari Ethiopia itu yang tidak mengenal Filipus, namun karena ada Roh
Tuhan, pembicaraan Filipus dengan sida sida tersebut menjadi konek, jadi mau
dibimbing oleh Filipus.
Kita saling mendorong,
menguatkan dan disertai membangun satu sama lain, di situ kita dilatih untuk
menjadi berkat bagi orang lain.
Orang yang mau
dibimbing adalah orang yang memiliki kebersediaan dan mau dibimbing. Kalau
orang yang dasarnya tidak mau dibimbing, tidak akan pernah dapat dibimbing.
I Raja-raja 19 :
19-20, "19 Setelah
Elia pergi dari sana, ia bertemu dengan Elisa bin Safat yang sedang membajak
dengan dua belas pasang lembu, sedang ia sendiri mengemudikan yang kedua belas.
Ketika Elia lalu dari dekatnya, ia melemparkan jubahnya kepadanya.
20
Lalu Elisa meninggalkan lembu itu dan berlari
mengikuti Elia, katanya: "Biarkanlah aku mencium ayahku dan ibuku dahulu,
lalu aku akan mengikuti engkau." Jawabnya kepadanya: "Baiklah, pulang
dahulu, dan ingatlah apa yang telah kuperbuat kepadamu."
Padahal Elia hanya
melempar jubahnya, dan Elisa menyambutnya.
II Raja-raja 2 : 1-2,
"1 Menjelang saatnya TUHAN
hendak menaikkan Elia ke sorga dalam angin badai, Elia dan Elisa sedang
berjalan dari Gilgal.
2
Berkatalah Elia kepada Elisa: "Baiklah
tinggal di sini, sebab TUHAN menyuruh aku ke Betel." Tetapi Elisa
menjawab: "Demi TUHAN yang hidup dan demi hidupmu sendiri, sesungguhnya
aku tidak akan meninggalkan engkau." Lalu pergilah mereka ke Betel."
Dari sini kita dapat
melihat kebersediaan dari Elisa untuk mengikuti dan menemani Elia sampai
diangkat Tuhan. Kebersediaan ini mencakup soal kerendahan hati.
Sida sida dari Ethopia
itu punya kedudukan, orang terpelajar, tetapi dia mau dibimbing, mau diajar dan
ada kerendahan hatinya. Padahal dia tidak mengenal Filipus yang ketemu di
tengah jalan.
Orang yang mau belajar
diperlukan sikap rendah hati.
Mazmur 25 : 9, "9Ia membimbing orang-orang
yang rendah hati menurut hukum, dan Ia mengajarkan jalan-Nya kepada
orang-orang yang rendah hati."
Kita dibimbing ketika
kita datang ke tempat ibadah, ke kelompok pengajaran/ persekutuan. Mungkin yang
mengajar lebih muda dari kita, namun kita mau dengar-dengaran untuk dibimbing.
Atau kita yang sudah
berpengalaman dan dipakai Tuhan untuk membimbing orang lain.
Dalam kebersediaan itu
yang pasti harus mau diajar! Bagaimana mau diajar kalau tidak bersedia!?
Diajar akan diberikan
teori, kemudian dilatih. Mau diberitahu ketika salah jalan, seperti Daud yang
diberitahukan bahwa dia salah.
Jangan seperti Saul
yang dibimbing oleh Samuel, Saul melakukan korban sendiri di mezbah sehingga
dia tidak berkenan di hadapan Tuhan.
Bill Graham berkata,
"I'm still learning!" - Belajar itu hal yang konstan terus
terjadi sampai dewasa sekalipun, dalam teori maupun praktek nyata sehari-hari.
Ketika kanak-kanak
kita tidak punya skill, lemah, setelah dewasa sudah punya pengalaman dan
semakin kuat di hadapan Tuhan.
Sida sisa ini mau
dibimbing dan diajar mengenal Tuhan. Setelah dibimbing dia minta dibaptis pada
ayat berikutnya di kitab Kisah Para Rasul, setelah dibaptis, Filipus menghilang
dan sida sida itu kembali pulang dengan sukacita. Orang yang telah dibimbing
akan memiliki sukacita tersendiri.
Lukas 6 : 39 , "39Yesus mengatakan pula suatu perumpamaan kepada
mereka: "Dapatkah orang buta
menuntun orang buta? Bukankah keduanya akan jatuh ke dalam lobang?"
Di gereja lokal kita
punya bapak Gembala, pelayan-pelayan Tuhan, tim penggembalaan, bisa diminta
untuk dibimbing, jangan salah pilih orang yang tidak dapat membimbing kita!!
Preacher : Pdm Joel
Steven Hizkia
written by : ssr